BISNIS TIKET PESAWAT ONLINEBISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Direkomendasikan bagi Anda yang ingin memiliki dan mengelola bisnis penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, cepat, dan aman. KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

KOLEKSI WALLPAPER FOTO PESAWAT TERBANG :


Keseimbangan kekuatan politik riil itu tidak ada

Keseimbangan kekuatan politik riil itu tidak ada. Info sangat penting tentang Keseimbangan kekuatan politik riil itu tidak ada. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Keseimbangan kekuatan politik riil itu tidak ada

Keseimbangan kekuatan politik riil itu tidak ada Kotabumi Apakah tatanan dunia yang sarat dengan ketidakadilan itu akan terus didiamkan saja tanpa ada perlawanan yang berarti ? Lalu, bagaimana menghentikan perang yang tengah terjadi, dan bagaimana menata kembali dunia baru yang relatif lebih aman dan damai ? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang terus membayang dalam pikiran warga dunia sekarang ini. Tidak ada kedamaian tanpa keseimbangan. Kedamaian merupakan suatu kondisi dimana sikap saling menghargai tercipta dengan dilatari kesadaran atau kesepakatan. Sikap tersebut akan lahir ketika ada keseimbangan diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Keseimbangan akan memaksa siapapun yang mempunyai kepentingan untuk mentaati tatanan kedamaian, baik secara sadar maupun atas dasar kesepakatan. Sikap sadar hanya akan tercipta ketika pihak-pihak yang berkepentingan masih memiliki moral, atau mengedepankan moral sebagai nilai yang mendasari hubungannya. Karenanya, tatanan moralitas hanya akan terbangun ketika terpenuhinya prasyarat akan keseimbangan antara kebutuhan dengan sumber-sumber yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Ketika sumber-sumber pemenuhan kebutuhan tersebut keberadaannya terbatas, maka pihak-pihak yang berkepentingan dihadapkan pada perjuangan untuk mendapatkan sumber-sumber yang terbatas itu (Struggle for life). Agar “perlombaan” tersebut fair, maka harus ada mekanisme yang disepakati oleh pihak-pihak yang berkepentingan, yang apabila ada yang melanggar maka akan dikenakan sanksi. Inti dari uraian diatas adalah betapa pentingnya keseimbangan dalam menciptakan kedamaian. Sebaliknya, ketika kondisi dalam keadaan tidak seimbang, maka potensi terjadinya penindasan dari pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, terbuka lebar. Kondisi inilah yang kini terjadi di dunia, sejak Uni Soviet sebagai kekuatan penyeimbang runtuh pada akhir abad 20, dan menempatkan Amerika Serikat sebagai satu-satunya kekuatan super power. Dengan memahami konstelasi politik internasional seperti inilah, Amerika dan sekutunya (Inggris dan Australia) berani menyerang Irak tanpa harus mendapat persetujuan dari Perserikan Bangsa-Bangsa, sebagai lembaga refresentasi kepentingan, bahkan seharusnya menjadi refresentasi kekuatan dunia. AS dan sekutunya memahami benar bahwa keseimbangan kekuatan politik riil tidak ada, dan konsentrasi kekuatan ada pada diri dan sekutunya. Kondisi ini diperparah dengan hegemoni yang sudah cukup lama dilakukan AS terhadap PBB. Sehingga, arus kebijakan lembaga yang kini tengah dipimpin Kofi Anan itu, mengikuti kebijakan Washington DC. Dalam keadaan seperti itu, tentu kekuatan mayoritas warga dunia yang menentang invasi AS terhadap Irak, menjadi silent. Dalam konteks seperti itulah, perlunya sebuah kekuatan baru untuk membangun keseimbangan politik, guna menata dunia yang relatif bebas dari hegemoni kekuatan super power, selain tentu yang prioritas saat ini, yakni menghentikan perang. Ada dua pandangan tentang bagaimana menghentikan perang. Pertama, pandangan idealis yang didasarkan pada asumsi bahwa sikap dan tindakan seseorang ditentukan oleh niatnya, dan niat itu mesti didasari moral. Karenanya, sikap dan tindakan pihak-pihak yang sedang berperang bisa dipengaruhi ide, himbauan, usulan dan opini dunia yang meyakinkan bahwa serangan itu tidak sesuai moral. Langkahnya bisa berupa imbauan moral, usulan, diplomasi, dan dialog damai, atau demonstrasi besar-besaran menentang invasi AS atas Irak. Kedua, pandangan realis yang berasumsi bahwa politik internasional bersifat anarkis dimana masing-masing pelaku dengan segala cara berusaha mengejar kepentingan sendiri dengan memperbesar power, sehingga kondisi alamiahnya adalah bellum omnium contra omnes (perang semua melawan semua) seperti dikemukakan Thomas Hobbes, dan hukum alamiah yang berlaku bukan "yang benar menang, yang salah kalah," tetapi "yang kuat menang, yang lemah kalah." Selain itu, pandangan ini percaya bahwa "kekerasan hanya bisa dihadapi dengan kekerasan" (to meet force with force) dan bahwa "bila anda ingin damai bersiaplah perang" (si vis pacem para bellum).


Powered By : Blogger