BISNIS TIKET PESAWAT ONLINEBISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Direkomendasikan bagi Anda yang ingin memiliki dan mengelola bisnis penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, cepat, dan aman. KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

KOLEKSI WALLPAPER FOTO PESAWAT TERBANG :


Apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka?

Apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka?. Info sangat penting tentang Apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka?. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka?

Apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka?
Bisnis Tiket Pesawat
Apa iya, kita sudah merdeka?, komentar seorang teman. Saat itu, pada tanggal 17 Agustus 2010, saya menulis status pendek pada dinding halaman profile. Update status yang hanya berisi satu kata saja, MERDEKA..!! Saya hanya berfikir teman saya itu sekedar mengulangi pertanyaan yang selalu ingin disampaikan oleh orang-orang yang merasa perlu bersikap kritis pada kondisi negeri ini. Sudah 65 tahun negeri ini diprokalmirkan menjadi negara yang berdaulat, yang berhak mengatur dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Punya perwakilan lengkap di PBB, punya puluhan bahkan ratusan duta besar dan konsulat jenderal yang tersebar di ratusan negara di seluruh penjuru dunia. Sudah punya lembaga dan aparatur yang sangat lengkap untuk menatur kehidupan bernegara dan berbangsa. Tapi mengapa cita-cita proklamasi yang sudah 65 tahun diusahakan itu masih juga belum tercapai? 65 tahun itu bukan usia muda lagi. Bagi manusia, usia 65 tahun itu sudah dianggap agar bersiap-siap masuk liang kubur. Tapi bagi sebuah negara, makin tua usianya seharusnya makin baik dan benar dalam menjalankan tugas-tugasnya. Negara tidak boleh mati, karena negara selalu punya tugas dan kewajiban suci untuk melindungi dan memberi penghidupan kepada seluruh warganya. Itulah tugas negara yang sebenarnya. Berusaha sebaik mungkin hingga semua warga mendapatkan perlakuan dan kehidupan yang adil dan sejahtera. Kita menggambarkan bahwa negara adalah sebuah proyek yang besar. Proyek yang maha besar itu sangat mustahil kalau hanya dijalankan oleh beberapa orang saja. Semua lapisan masyarakat harus terlibat. Negara adalah proyek kita bersama. Apa tujuan dari proyek bersama ini? Jawaban yang paling ideal adalah tercapainya kondisi masyarakat yang adil dan makmur. Lalu pertanyaan selanjutnya, yang dimaksud adil itu bagaimana dan yang dimaksud makmur itu bagaimana? Kalau tidak satu pun orang di negeri ini yang bisa menjawab pertanyaan pokok ini, maka negara sebagai proyek bersama hanyalah slogan kosong. Ketika saya diperbolehkan berbelanja di pasar seperti yang sering dilakukan oleh orang lain, maka saya menganggap bahwa diri saya sudah diperlakukan adil. Tapi ketika saya berencana untuk ikut menjadi pedagang dan berjualan di pasar, saya mulai merasa sang keadilan mulai pilih kasih. Ada banyak diantara para pedagang yang sudah lebih dulu bahkan sudah lama berdagang di pasar memandang saya dengan tatapan tidak senang. Saya dianggap sebagai ancaman baru bagi bisnis mereka. Lalu ada beberapa orang yang segera berkasak-kusuk dengan pengelola pasar. Akhirnya surat ijin saya untuk berdagang di pasar tidak bisa saya dapatkan. Ada banyak alasannya. Dari kapling yang sudah penuh terisi, belum keluarnya peraturan penerimaan untuk pedagang baru, sampai ketidak mauan saya memberikan upeti. Bagi mereka adalah lebih adil mengorbankan saya yang hanya satu orang saja dari pada penghasilan semua pedagang di pasar jadi berkurang gara-gara saya ikut berdagang juga disitu. Kemakmuran yang akan saya peroleh dari hasil berdagang akan mengurangi kemakmuran mereka. Itu baru contoh keadilan yang terjadi di sebuah pasar. Padahal negara bukanlah hanya sebuah pasar. Masih seabrek bidang atau aspek lain yang harus dijamin oleh negara bahwa keadilan dan kemakmuran harus hidup dengan subur. Dan celakanya, keadilan sangat sering ditafsirkan oleh banyak orang sesuai kebutuhannya masing-masing. Dan kemakmuran selalu didapat dengan mengorbankan kemakmuran orang lain. Seperti halnya kebebasan orang lain akan mengancam kebebasan yang saya miliki, maka keadilan dan kemakmuran yang saya miliki pun akan menjadi ancaman bagi keadilan dan kemakmuran milik orang lain. Jika perasaan terancam ini menghinggapi semua orang di negeri ini, lebih baik biar saja Indonesia dijajah lagi oleh negara lain. Jadi, selama kita sering menafsirkan keadilan secara egois dan selama kita selalu menganggap orang lain sebagai ancaman bagi kita, jangan pernah lagi punya pertanyaan: Apa iya kita sudah merdeka?


Powered By : Blogger